Rabu, 20 Mei 2015

untitled.

aku ingin menikah, pun tidak ada perempuan yang tidak ingin. tetapi, jika menikah adalah "sebuah perlombaan" dan semua perempuan ingin segera memenangkannya, apakah nilai dari proses masih berlaku?.

(ew).

Senin, 04 Mei 2015

make up OR no make up???

sebagian besar perempuan akan menganggap bahwa perempuan dengan tambahan make up diwajah mereka terlihat lebih cantik dan menarik. in case, kalau memang make up yang mereka aplikasikan sesuai dengan wajah mereka atau tepat dengan tempat/acara yang akan mereka datangi.

anak-anak kecil (anak perempuan) pada kisaran usia 10 tahun-pun akan mulai meniru gaya berdandan artis-artis idola mereka yang bersliweran di televisi. curi-curi waktu ketika ibu atau mama mereka tidak ada dirumah lalu mereka akan bermain bersama dengan teman-teman sesama perempuannya dan mulai melukis wajah mereka dengan berbagai make up.

aku sendiri mulai bermain-main dengan make up milik ibuku ketika aku berusia kurang lebih 7 tahun. awalnya aku memperhatikan ibuku yang hendak pergi ke acara pernikahan temannya dan mengenakan sebentuk silinder dengan tekstur yang kukira lembut berwarna merah untuk bibirnya. selanjutnya ibu mencoret alis dan bawah matanya dengan pensil yang berbeda dengan pensil yang biasa kupakai. tidak sampai disitu, ibu mulai melukis kelopak matanya dengan warna-warna coklat muda, coklat tua, terkadang pink tipis, atau bahkan bayangan oranye. satu lagi, pipi ibu-pun ikut disapunya dengan kuas dan terlihat merona cantik dengan merah muda atau oranye atau warna lainnya.

cantik.

ketika menginjak usia SMP, make up pertama yang kugunakan adalah lipgloss. itupun kulakukan karena aku sadar bibirku sangat "jelek" dalam beradaptasi dengan cuaca, sering pecah-pecah. masuk ke SMA aku mulai memakai pelembab dan bedak untuk wajahku.

pada saat kuliah baru aku naik tingkat. mulai dari blush on (pemerah pipi), eyes shadow, eye liner, lipstick. tapi, tidak selalu aku aplikasikan ketika aku ke kampus, aku masih merasa itu too much untukku. mereka baru aku pakai jika aku harus menghadiri acara pernikahan, interview kerja, atau jalan ke tempat khusus (misal mall atau nonton). sampai sekarang, koleksi make up ku tidak banyak, cuma memiliki 3 buah lisptik dengan warna hampir sama, 1 blush on, 1 eye liner, dan 1 mascara.

tapi, pendapatku, saat ini banyak sekali remaja (usia SMP/SMA) yang memakai make up berlebihan dan justru membuat mereka lebih tua dari usia seharusnya. aku tidak tahu apakah itu sebenarnya memang tujuan awal mereka atau terjadi tanpa mereka sadari.

atau mereka korban tontonan televisi?. melihat para artis idola yang usianya jelas masih remaja mengaplikasikan make tebal dan mereka menirunya agar terlihat "cantik" seperti idolanya tersebut.

beberapa lelaki sebenarnya tidak menyukai perempuan ber-make up. dengan alasan utama "mereka tidak suka yang palsu". namun, ada pula yang menilai "tidak apa memakai make up selagi sesuai dengan kondisi/acara/tempat dan tidak too much".

trend sekarang yang kadang bikin aku ketawa geli sendiri adalah alis mata. perempuan jaman sekarang jago untuk hal satu itu, yaitu melukis alis mereka sehingga menyerupai berbagai bentuk. mulai dari semut berbaris, ulet bulu nemplok dijidat, sampai layaknya potongan solatip warna hitam ditempel dengan sengaja di sekitar kening mereka.

ada pula slogan "pantang pergi sebelum alis jadi". haha. kadang ada yang bener iya pas sama bentuk muka mereka, tapi banyaknya malah justru bikin mereka terlihat seperti pulang konser dangdut. hihihii maaf masyarakat (:p).

mungkin, intinya semuanya disesuaikan kali ya. baik dengan acara ataupun tempat yang akan didatangi, dan terlebih lagi dengan kecocokan aplikasi make up tersebut dengan wajah kalian.

jadi, apakah kamu genk make up atau no make up girls?.

Minggu, 03 Mei 2015

untitled.

memutuskan sesuatu memang terkadang sulit dan membingungkan. pun itu untuk "kepentingan/kebutuhan" diri sendiri. aku perempuan yang november mendatang akan menemui usia 26 tahun dan baru sabtu lalu aku "berhasil" mengenalkan secara langsung siapa lelaki-ku kepada ibuku.

aku katakan berhasil, karena sebelum-sebelumnya memang aku tidak pernah berhasil mempertemukan lelaki-ku dengan orang yang melahirkanku dan menjadi bagian paling penting dalam hidupku itu. berbagai alasan, yang paling sering dikatakan mereka adalah belum siap.

belum siap dari segi mental kurasa. mempertemukan pasangan dengan orangtua memang sebuah keputusan yang kuambil karena aku tahu ada itikad serius dari lelaki-ku (bahkan yang terdahulu sekalipun). tapi, nyatanya keseriusan yang terucap belum cukup bagi mereka untuk menemui ibuku.

tidak lantas orangtua akan meminta seorang lelaki menikahi putrinya hanya karena pernah bertemu sekali kan?. ada proses yang perlu mereka jalani. perempuan memang biasanya akan lebih mudah masuk ke kehidupan (keluarga) lelakinya, terlebih lagi jika ibu sang lelaki terbuka dan senang menerimamu menjadi bagian.

tidak demikian dengan lelaki. tidak akan mudah untuk seorang lelaki masuk atau bahkan dekat ke keluarga perempuanny, terlebih lagi kepada ibunya. bukan hanya ibu, seorang ayah akan menganggap lelaki yang mendekati putrinya adalah orang asing yang "mengancam". dalam artian, benarkah lelaki ini cukup pantas untuk putri mereka, cukup bertanggung jawab atau cukup baik untuk menggantikannya sebagai lelaki dalam hidup putrinya kelak.

tapi, terimakasihku untuk kalian para lelaki yang berani memutuskan untuk bersedia bertemu dengan ibu/ayah/kakak atau siapapun bagian dari hidup perempuanmu. aku tahu itu tidak muda untuk kalian, tapi jika kalian sebagai lelaki memang berniat untuk memiliki seorang perempuan, kusarankan "miliki-lah" terlebih dahulu hati orangtuanya. mereka yang nantinya akan memutuskan apakah kalian sebagai lelaki cukup pantas untuk putri tersayang mereka.

(ew).