Kamis, 26 Maret 2015

pujian untuk perempuan(mu)

tau atau pernah denger lagunya Jason Mars yang Just The Way You Are?. yang sepenggal liriknya kayak gini :

"i know, i know when a compliment her, she wont believe me"

begitu seterusnya. hehe.

memang kebanyakan perempuan kalau dipuji biasanya malah akan meragukan pujian lo itu dan balik nanya "masak?", "emang iya", "bohong". haha..namanya juga perempuan ya, maklumlah ya kalo memang maunya banyak.

dandan minta dipuji, giliran dipuji malah nggak percaya. bilang nggak suka makan takut gemuk, giliran disaranin olahraga, malah bilang lelakinya milih-milih dan nggak suka karena dia gendut. karepmu ki opo toh nduukk?. ckckckck.

tapi nih ya, mau gimanapun ceritanya, perempuan itu pada dasarnya suka dipuji. sangat suka malahan. bukan karena sebuah pembuktian bahwa ia memang benaran cantik (misal), tapi lebih ke perasaan bahwa lelakinya bangga memilikinya dan ia adalah perempuan paling cantik yang pernah ada. sedikit gombal tentunya, tapi perempuan suka digombalin kok (haha).

contoh pujian sepele untuk perempuan :

1. kamu cantik/kamu pintar
2. masakan kamu enak
3. rambut kamu bagus
4. kamu nggak gendut, tapi olahraga nggak ada salahnya kan?
5. P : aku cocok nggak pake baju ini? // L : cocok kok, eh gimana kalo misalnya ditambah aksesoris bla bla bla.

untuk poin ke-5, lo sebagai lelaki sebenarnya bisa jadi tidak terlalu suka dengan pilihan perempuanmu akan suatu hal, misal baju, warna tas, atau sepatu yang akan ia kenakan ke undangan pernikahan teman kalian. nah, cara mensiasatinya adalah dengan tidak langsung mengatakan "jelek" atau "tidak pantas", tapi lebih ke memberikan another option(s). misalnya, menanyakan apakah tidak apa-apa memakai rok yang terlalu panjang, kerudung yang terlalu bercorak, atau gaun yang terlalu pendek.

tenang saja, perempuanmu akan mengerti kok. bagaimanapun ia juga ingin tampil cantik untuk lelakinya dan membuat lelakinya bangga membawanya ke sebuah acara (misal).

soooo..untuk para lelaki, jangan pelit memberikan pujian untuk perempuan(mu) ya. :) 

(ew).

Selasa, 24 Maret 2015

lelah, maka berhentilah sejenak, lalu kembali.

hanya karena lelah, bukan berarti harus pergi.

ibumu-pun pernah merasa lelah mengajarimu bicara atau berjalan, tapi apakah ia kemudian pergi meninggalkanmu?. tidak. ia hanya berhenti sebentar, tersenyum, belajar, dan kembali mengajarimu dengan cara lain yang lebih baik. terlebih lagi dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan. hanya karena salah satu merasa lelah, bukan berati salah satunya pergi.

seorang istri juga pasti pernah lelah menjadi istri, membereskan rumah plus menjaga balitanya yang sedang aktif berjalan kesana kemari. tapi, apa lantas ia berhenti menjadi seornag istri atau ibu?. tidak!.

klise? memang.

"kasih itu memahami bukan memaksakan"

(ew).

zona nyaman?

benarkah setiap orang memiliki zona nyamannya masing-masing?. jawabannya adalah "iya". disamping zona nyaman yang berbeda untuk setiap orang, tiap-tiap orang juga memiliki tingkat kebosanan yang berbeda untuk hal yang berulang-ulang.

misalnya saja, satu orang sangat nyaman menjalani hidupnya sebagai seorang peneliti yang ingin mencoba menemukan hal-hal baru. atau seorang artis yang nyaman dengan kehidupan glamor dan serba mewah. atau pedagang kaki lima yang nyaman dengan apa yang ia jalani dan merasa cukup dengan apa yang telah ia dapat.

masih banyak lagi memang contoh lainnya. memang yang akan aku bahas kali ini lebih ke soal kenyamaan bidang pekerjaan.

aku sudah dua tahun bekerja di kantorku yang saat ini. bulan-bulan awal tidak begitu bersahabat, layaknya ikan baru yang dimasukkan ke kolam/akuarium baru tentu aku butuh yang namanya penyesuaian. tapi akhirnya pada bulan ke-6 aku mulai merasa bisa terconect dengan ikan-ikan lainnya, yang jauh lebih indah, lebih besar, dan lebih adaptable tentu.

memasuki tahun kedua disini, aku mulai merasa sedikit bosan. aku meng-handle hal yang sama setiap harinya, aku bertemu dengan orang yang sama setiap harinya, dan bercengkrama hanya dengan beberapa orang yang lagi-lagi sama setiap hari. apakah ini artinya aku belum menemukan zona nyamanku bidang pekerjaan?.

aku penasaran, apakah atasanku atau rekan sepekerjaanku merasakan hal yang sama atau mereka memang sudah berada diposisi nyaman sehingga lebih menikmati pekerjaannya?.

sebenarnya apa sih nyaman itu sendiri?.

yang aku tahu, kalau nyaman akan seseorang kamu akan senang untuk tinggal dan berada disekitarnya, nah apakah begitu juga dengan pekerjaan. yang artinya aku belum nyaman dengan pekerjaanku sehingga muncul rasa bosan itu?.

ah sudahlah, memang tidak akan ada habisnya membicarakan diri sendiri (haha).

salam,
(ew).

Kamis, 12 Maret 2015

Seberapa Besar Peran Media Sosial Dalam Menimbulkan Kesalahpahaman


Selamat hari jum'at semuanya. Diawali dengan kemacetan jalan raya Dramaga sampai coffee machine punya kantor yang rusak, alhasil cappucino cuma jadi coffee latte, dan sekarang gue udah duduk manis depan komputer setelah mendapat sedikit kode dari supervisor perihal deadline (haha).

Oke tulisan kali ini sesuai sama judulnya (yang tentunya sudah kalian baca dari tadi) ada hubungannya dengan media sosial. Jenis-jenis media sosial emang makin banyak aja. Gue inget banget awalnya tuh munculah friendster, trus facebook, twitter, tumblr, flickr, instagram, sampe yang terbaru adalah path. Penggunanya (user-nya) sebenenya sama saja, mereka yang bosen sama facebook yang sekarang makin banyak iklannya pindah ke twitter. Yang bosen baca timeline mantan kemudian pindah curhat ke tumblr. Yang suka foto ya sering upload di instagram. Lalu yang ceritanya lagi usaha "ngodein" seseorang ya update "now listening" lagu apaan gitu di path.

Bohong banget kalo kalian bukan salah satunya, yekan?.

Tapi nih ya, sekarang coba deh pikirin, seberapa besar pengaruh media sosial terhadap pendapat orang lain ke diri lo?. Misalnya, lo sering update tentang travelling jadi orang berpendapat lo adalah orang yang hobi jalan-jalan. Atau lo suka upload foto makanan plus check in tempatnya, oke mungkin lo adalah orang yang doyan makan dan suka foto. Atau (lagi) lo adalah orang yang sering update cerita galau, ya bisa jadi orang akan mikir kalo lo adalah orang yang rapuh. Iyes rapuh kayak tulang berusia ratusan tahun gitu, rapuh (emaap kalo jayus).

Ada pendapat yang bilang gini "posting saja yang kalian mau, bukan yang mereka suka". Bener sih memang, tapi coba deh dipikirin lagi setelah lo baca tulisan ini mungkin akan ngerti yang gue maksud.

Sekarang tentang gimana hebatnya media sosial menimbulkan "kesalahpahaman". Misalnya aja deh yang paling gampang, ada 1 orang cewek yang hobi banget "ngelopein" postingan cowok lo di path, atau yang lebih sompral lagi ya ngetag post di facebook/path kalo doi lagi sama cowok lo. Hayo..gimana rasanya?.

Ada golongan perempuan yang akan langsung "ngelabrak" oknum tidak bertanggung jawab tersebut, tapi ada juga golongan yang justeru akan ngomel ke pasangannya dulu, dan meminta penjelasan (oke gue golongan tersebut, thanks God). Gue pernah kok dilabrak sama istri orang cuma karena gue ngetag foto hasil pendakian gue dengan suaminya. Well..kalimatnya sih biasa aja, cuman dari sana gue tau kalo tuh istri ngira gue suka sama suaminya (haha). Salah paham dong ini namanya.

Pernah juga dilabrak sama pacarnya temen. Yang ini nggak bisa disebut besar tapi nggak sepele juga sih. Temen gue curhat tentang ceweknya itu, meskipun ujung-ujungnya ngelantur ke mantannya, ke gebetannya, kemana-mana tau, nah dibaca deh tuh sama tuh cewek. Marah deh sama gue.

Seriously, dilabrak tuh malah bikin lo ngerasa menang loh. Karena sang pelabrak itu terlihat kalah dan khawatir kalo ternyata cowoknya emang beneran "falling for u". Jadi, buat para perempuan yang mengalami teror perempuan lain via medsos, sebaiknya kalian bermain dengan elegan, kasih counter attack dengan cantik girls (hahaha).

Eh maap-maap kok jadi ngelantur kesana-sana ya. Balik lagi tentang seberapa besar ngaruhnya medsos buat memunculkan sebuah kesalahpahaman nih ya.

Jadi, ini cerita temen gue, sebut saja Fia. Fia ini punya pacar, namanya Deki. Deki ini tentu punya temen-temen yang bukan cuma laki tapi juga perempuan dong ya. Deki lagi demen mainan path, gitu juga sama temen-temennya itu tadi. Karena satu dan lain hal, salah satu temennya Deki nge-add Fia di path. Fia yang notabene kenal juga sama tuh cewek yang nge-add (sebut saja Mona) memutuskan buat accept friend request tersebut.

Seperti yang kalian tau kalo di path itu ada menu visit yang memungkinkan kita buat berkunjung ke "home" nya teman kita. Fia melakukan itu dan menemukan sesuatu. Sesuatu itu sebenernya sudah Fia tau sejak lama, cuma dengan versi berbeda. Dipostinga itu Mona ngetag Deki dalam sebuah foto, dengan caption yang seolah menunjukkan kepada pengguna path lainnya bahwa mereka adalah "pasangan" atau minimal "punya hubungan khusus". Meskipun memang postingan itu nggak digubris sama Deki karena Deki nggak ngerasa dapet notif tag tersebut.

Marahnya Fia bertambah setelah membaca coment-coment teman-teman Mona dan Deki. Coment tersebut seolah mengiyakan hubungan mereka dan lupa bahwa Deki adalah kekasih Fia. Kebetulan Fia adalah tipe perempuan yang masuk golongan ngomel ke pasangan bukan melabrak oknum tidak bertanggung jawabnya. Akhirnya Fia meminta penjelasan dari Deki.

Setelah mendengar penjelasan dari Deki, Fia tau kalau ini hanya kesalahpahaman. Tapi, namanya juga perempuan kan, rada mengerikan memang kalau udah terusik. If u know what i mean ya, haha. Tapi, memang kejadian salah paham gara-gara medsos itu nggak satu atau dua kali. Apa lagi kalo jelas tau cewek yang "usil" itu mengindikasikan suka ke cowoknya. Itu malah bisa jadi bakal lebih mengerikan lagi.

Itu yang kejadian sama Fia. Doi tau kalo Mona sebenernya suka sama Deki, cuman emang dari awal mereka nggak bisa sama-sama. Dari sana Fia memutuskan buat "ngelawan" balik tapi dengan cara elegan kayak yang udah gue sebut tadi. Contoh sepelenya adalah posting tentang Fia dan Deki, yang mempertegas kalau Mona cuman gangguan kecil aja. Well..perempuan memang mengerikan, memang!!!.

Versi berbeda juga ada kejadian ke temen gue yang lain. Kali ini cowok yang sedang ngegebet cewek dan ada ternyata tanpa dia sadari tuh cewek ngegebet temen gue tadi (ngerti? ya gitu deh pokoknya ya). Tapi, gebetan temen gue ini golongan pelabraknya. Jadi, meskipun belum menyandang predikat pacarnya temen gue, doi udah aja gitu ngusir dengan cara "kasar" si cewek yang diduga kuat usaha "ganggu" hubungan mereka. Ngeri? Tentunya, namanya juga perempuan, hahaha.

Jadi, sebenernya ya kalo boleh dibilang, sebaiknya memang kita kudu lebih bijak menggunakan media sosial. Memang sih itu milik pribadi kita, tapi kita kudu inget kalo kita nggak hidup sendirian di dunia per-medsos-an tersebut. Akan ada aja kesalahpahaman yang muncul karena postingan yang kita buat menyinggung pihak lain.

(ew)