Rabu, 10 Desember 2014

Tentang Waktu

coretan kali ini bukan cerita, tapi lebih ke beberapa diksi-diksi yang memakai kata WAKTU. kebetulan semua karyaku, tapi kalo ada kesamaan dengan hasil karya siapa saja, aku mungkin mengingatnya karena membacanya di suatu tempat. oke, mari bermain "waktu"..

"aku belajar mencintai waktu. karena ia mengajarkan bahwa luka memang menyakitkan, namun bukan berarti tidak dapat disembuhkan"

"waktu memang begitu ajaib. ia mampu merubahmu, membalikkan perasaanmu, atau membuatmu rela menunggu"

"waktu mengajarkan bahwa apa yang sudah kau lepaskan, terkadang tidak layak untuk kau minta kembali"

"waktu memberiku waktu untuk melepaskanmu, menemukannya, dan memulai hal baru"

"waktu mengajarkanku, apakah aku harus menunggu atau melepaskan"

"waktu terkadang membuatku mengerti bahwa menunggu adalah cara terbaik untuk mencintaimu"

"dimana aku bisa melihatmu tersenyum ke arahku, kuserahkan kepada waktu"

"waktu dimana aku berlari di antara hujan, adalah waktu ketika aku tahu bagaimana rasanya rindu"

"waktu dan rindu adalah dua sejoli yang tidak dapat dipisahkan"

"rindu membuatku paham, bahwa menunggu berarti memang memercayakan semuanya kepada waktu"

"senja dan kamu adalah dua rindu. yang terjadi pada satu waktu".


(ew)

Rabu, 03 Desember 2014

Tanggung Jawab Seorang Laki-laki Itu Lebih Berat


selamat hari kamis semuanya. waktu memang cepat sekali berlalu ya. baru sekali aku merasakan dahsyatnya kemacetan di hari senin, eh ternyata besok sudah jum'at. jangan bilang kalian tidak bahagia ya karena besok jumat? (:p).

ini hasil obrolan singkat kemarin dengan beberapa teman satu ruangan, ditempat aku bekerja. awalnya obrolan terjadi karena aku tidak sengaja nyeletuk, "beban laki-laki itu berat ya. mereka harus bekerja, terkadang harus lembur untuk uang tambahan, kalau sedang dengan pacarnya mereka (naluriah) harus mengeluarkan biaya lebih, dan mereka juga harus memikirkan tabungan untuk masa depan. belum lagi kekhawatiran mereka ditolak oleh keluarga perempuan ketika melamar nanti".

oke, mungkin tidak bisa disebut celetukan karena panjang sekali (haha). ya, anggap saja itu isi kepalaku yang random hari itu.

Reza, teman seruanganku bertanya, "kenapa perempuan harus PD kalau ada yang mendekati?". aku dengan ringan hanya menjawab, "karena laki-laki yang mendekatimu pasti sadar akan kualitas yang kamu miliki". dan semua langsung bersorak, haha aku sudah seperti mbak-mbak di acara talk show yang sedang memberikan closing statement di akhir acara.

ya aku sendiri mulai sadar. laki-laki memang dituntut berpikir lebih. seperti yang tadi sudah kubilang, satu sisi mereka memang berniat menjalin hubungan dengan seorang perempuan secara serius, sisi lain ia juga harus memikirkan penerimaan keluarga perempuan ketika ia mengajukan lamaran untuk anak mereka. nah kalau perempuan? oke jadi akan aku buatkan beberapa beban "moral" dan tanggung jawab yang berbeda antara laki-laki dan perempuan ya..


PDKT
ketika masa PDKT atau pendekatan, biasanya perempuan memang lebih banyak menunggu aksi dari laki-laki. eemm..nggak boleh terlalu agresif, mungkin itu bahasa lainnya. nah, bayangkan mereka (laki-laki). satu sisi mereka harus berusaha mendekatimu, sisi lain dia harus siap jika ditolak, dan sisi lainnya lagi mereka tidak boleh terlihat memberi harapan palsu kepada kalian. berat kan?.

PACARAN
sudah lewat masa pacaran, ada yang bilang biasanya perempuan yang awalnya suka dandan jadi nggak suka dandan, karena ngerasa pasangannya sudah menerimanya sepenuh hati, paham kekurangannya, dan mau menerima apa adanya. laki-laki?. mereka yang sudah sibuk bekerja harus meladeni drama jika perempuannya ngambek/marah karena hal sepele, lembur demi uang tambahan, mikirin waktu untuk ketemuan, dan pas ketemuan mereka secara naluriah (karena mereka laki-laki) harus menanggung biaya ngapel/ngedate kalian. hayo, beratan mana tanggungannya?.

MELAMAR
nggak bisa dipungkiri semua berkeinginan hubungannya maju ke langkah yang lebih serius bukan?. kalau perempuan sih enak, bisa nanya, "kamu kapan ngelamar aku?". hellooo..jangan anggap laki-lakimu (kalau dia memang benar menyayangimu) tidak memikirkannya ya. mereka berpikir, pasti. hanya mereka sebagai makhluk bernama laki-laki itu tidak mau menunjukkan "pikirannya" kepada orang lain. mereka diam-diam akan mulai berpikir untuk biaya pernikahan, tanggapan dan penerimaan kedua orangtuamu, dan rencana-rencana setelah nikah yang kadang tidak terpikirkan oleh perempuan.

PENERIMAAN KELUARGA PASANGAN
laki-laki yang baru pulang dari rumah orangtua kekasihnya bisa saja menjadi "galau" (kalau kata anak zaman sekarang). hal itu lumrah. karena bisa saja penerimaan keluarga perempuan tidak seperti yang ia bayangkan. biasanya orangtua perempuan akan lebih selektif dalam memilih calon yang nantinya akan menjadi pendamping hidup putri mereka. bisa jadi karena suku, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal, sikap, dan masih banyak lagi. kalau perempuan?. sejauh yang aku rasakan sih, jauh lebih ringan. perempuan merasa khawatir dengan status sosialnya. kaya-miskin. terlebih lagi jika laki-lakinya adalah dari keluarga berada, perempuan biasanya akan minder karena hal itu. selebihnya ia lebih percaya diri.

aku tidak akan membahas bagaimana tanggung jawab keduanya ketika menikah ya, karena aku tidak mau melangkahi senior-senior yang sudah menikah duluan (haha :p).

secara garis besar beban laki-laki lebih banyak dan complicated bukan?. jadi, sebaiknya, kalau kamu memang mau menjadi kekasih yang baik, bantulah laki-lakimu setidaknya dengan tidak bersikap terlalu drama. jangan mendesaknya untuk buru-buru menikahimu, jika kamu tidak ingin ia berpikir untuk pergi. dan hargailah ia yang kalau memang terpaksa harus bekerja lebih di luar weekdays, karena bisa jadi itu semua ia lakukan untuknya. tidak ada pasangan yang ingin berjauhan dan tidak bertemu dengan waktu lama. kegiatan dalam sebuah hubungan kan tidak melulu itu-itu saja kan?.

(ew).