Senin, 29 September 2014

Review Film Divergent



karena keterbatasan dana dan waktu, akhirnya cuma nonton Divergent dari laptop. film yang aku tunggu tayangnya di bioskop ini baru aku tonton minggu lalu. film ini diangkat dari novel best seller amerika dengan judul yang sama. berikut reviewnya buat yang belum nonton :

di sebuah kota, ada lima golongan (atau faksi) yang membedakan satu orang dengan orang lainnya. ada condor (jujur), erudith (pintar), amity (damai), dauntless (berani), dan abnegation (penolong). golongan condor seperti namanya, dianugerahi kemampuan untuk selalu berkata jujur dan mengatakan yang sebenarnya. golongan erudith yang notabene adalah orang-orang pintar biasanya menjadi scientist atau peneliti dan orang-orang berpengaruh di kota tersebut. 

amity yang cinta damai lebih memilih menjadi petani dan penggembala ternak, hidup di desa bersama keluarga mereka. sementara dauntless yang diberi keberanian lebih bertindak sebagai polisi kota, mengamankan dan menjaga kedisiplinan kota. terakhir adalah abnegation, golongan yang rendah hati dan gemar membantu sesama, yang biasanya menjadi anggota parlemen karena kerendahan hatinya itu.

awalnya Beatrice (Shailene Woodley) tidak menyangka bahwa seorang abnegation sepertinya tidak masuk ke golongan manapun. pada test awal, hasil aktivitas otak di alam bawah sadarnya menunjukkan bahwa ia bukanlah abnegation, tetapi divergent. divergent adalah golongan di luar kelima golongan di atas. golongan tersebut memiliki keunggulan karena ia bisa masuk ke golongan manapun, kuat, dan cerdas.

namun, pada hari pemilihan golongan (mirip dengan pemilihan jurusan di sebuah universitas), Beatrice memilih dauntless. hal itu karena sejak kecil ia sangat mengagumi mereka. pemberani dan aksi-aksinya terlihat keren. kakak Beatrice, yaitu Caleb (Ansel Elgort) pun ternyata tidak memilih abnegation, tapi erudith. ada satu syarat mutlak jika sudah menentukan golongan, yaitu jika ternyata mereka gagal di test golongan, mereka tidak boleh kembali ke keluarga mereka, dan menjadi non faksi (golongan).

hari pertama menjadi dauntless, Beatrice sudah berani menjadi volunteer untuk melakukan aksi yang cukup berbahaya. melompat ke dasar sebuah bangunan, yang bahkan ia tidak tahu ada apa di dalam sana. disana ia bertemu dengan Four (Theo James). disana Beatrice dan anggota faksi lain boleh mengganti namanya. Tris adalah nama yang dipilihnya.

latihan demi latihan dijalani Tris dan teman-temannya sesama anggota baru faksi tersebut. hingga akhirnya tibalah masa test untuk menentukan rangking mereka. Tris masuk ke rangking terendah karena kalah ketika melawan temannya sendiri. hal tersebut membuat Tris berlatih lebih giat lagi karena tidak mau menjadi non faksi dan hidup dijalanan tanpa teman atau keluarga.

ternyata test kemampuan otak di alam bawah sadar dilakukan lagi di camp dauntless. kali ini Four sendiri yang menguji Tris. Four terkejut pada hasilnya dan mengetahui bahwa ternyata Tris adalah seorang divergent sejati. selalu bisa menyadari dengan cepat bahwa apa yang sedang ia alami di alam bawah sadarnya adalah tidak nyata.

atas inisiatif Four, mereka akhirnya melakukan test aktivitas otak tersebut bersama-sama. tujuannya untuk melatih Tris agar bisa bertindak layaknya seorang dauntless, bukan divergent. tanpa disadari, mereka saling jatuh cinta. Four pun menyatakan bahwa ia juga seorang divergent yang berasal dari abnegation.

pada suatu hari, seluruh pemuda di kota dari seluruh golongan mengepak persediaan makanan kelompok mereka dari sebuah gudang. ibu Tris memberanikan diri menemuinya. ia menjelaskan bahwa ia (Beatrice/Tris) dalam bahaya, karena ia seorang divergent. kaum erudith berniat melakukan pemberontakan dan ingin menguasai kota, menggulingkan parlemen yang selama ini dipimpin abnegation. Beatrice kemudian menyampaikan hal itu kepada Caleb, namun Caleb justru membenarkan hal itu. Caleb telah didoktrin oleh erudith bahwa mereka memang layak menjadi penguasa.

hingga pada suatu ketika, Jeanine (Kate Winslet) memerintahkan Eric (Jai Courtney) dan pasukannya untuk membantu erudith melakukan pemberontakan. mereka menggunakan serum khusus untuk mengendalikan aktivitas kerja otak, yang disuntikkan ke tubuh anggota dauntless. mereka seperti mesin pembunuh yang bersiap kapanpun menghabisi abnegation yang mereka temui.

Four dan Tris yang tidak terpengaruh oleh serum tersebut merancang aksi melarikan diri. dan menyelamatkan keluarga mereka. awalnya mereka berpura-pura terpengaruh oleh serum, hingga akhirnya Eric yang selama ini merasa tersaingi oleh Four memerintahkan Tris untuk menembak kepalanya. tentu hal itu tidak akan dilakukannya. dari sana, Tris dan Four menyerang balik, dan melarikan diri.

namun, mereka berhasil ditangkap oleh anak buah Jeanine. Four dibawa ke laboratorium, sementara Tris akan dieksekusi. Tris berhasil diselamatkan oleh ibunya, yang tidak lama kemudian meninggal akibat peluru yang tepat mengenai dadanya. Tris pergi ke lokasi dimana ayahnya bersembunyi bersama warga abnegation lainnya. ia membujuk mereka untuk menyerang dan menyelamatkan dauntless lain.

Tris, ayahnya, dan beberapa abnegation lain menyerang markas besar dimana Jeanine dan timnya bersembunyi. dan menemukan Four terikat pada sebuah kursi dengan pengaruh serum di otaknya. sempat terjadi perkelahian antara Tris dan Four, hingga akhirnya "kekuatab cinta" mengalahkan segalanya (hahaha). dan bersama-sama mereka melawan Jeanine dan timnya.

Jeanine yang tidak ingin menyerah tetap tidak mau mematikan kendali pada chip yang tertanam di tubuh anggota dauntless. hingga akhirnya, Four menyuntikkan serum/chip yang sama yang dipakai untuk mengendalikan dauntless. Tris memerintahkannya mematikan kendali akan dauntless dan Jeanine menurutinya.

semua anggota dauntless terbebas dari pengaruh serum di dalam chip tadi. dan semua kembali normal seperti sedia kala.

so far, film ini menarik dan menghibur. aku bahkan menjadi penasaran untuk membaca novelnya dan menunggu sekuelnya. 

(ew).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar