Rabu, 17 September 2014

Dear..Laki-laki PHP dan Teman Perempuan Yang Gampang Leuleus

To the point aja, tulisan kali ini ditulis dengan hati yang sedikit kesal. Kenapa?. Karena teman dekatku baru saja menjadi korban PHP. Iya..itu istilah Pemberi Harapan Palsu. Temanku bernama Tania. Laki-laki yang sudah bertindak tidak sopan itu sebut saja Putra.

Awalnya Tania dan Putra dikenalkan oleh teman mereka yang bertindak sebagai mak comblang. Putra adalah pendatang yang merantau dari pulau Jawa ke daerah tempat tinggal Tania. Untuk segi tampang, Putra terbilang manis alla-alla mas jawa itu loh, ngerti dong yang aku maksud? (hehe).

Awal kedekatan, Tania sedikit memperlambat rasa penasarannya akan Putra. Hal tersebut ia lakukan karena Putra termasuk laki-laki yang "menjaga" hatinya untuk perempuan. Percaya kepada Tuhan tentang masalah jodoh. Kalau kata aku tuh ikhwan gitu loh. Pria mushalla, no mention loh ya, maaf kalau ada yang tersinggung.

Namun, lama-kelamaan, Tania mulai membuka hatinya untuk Putra. Karena Putra mulai melancarkan serangan fajar. Mendekati secara nyata. Rajin mengirimkan pesan singkat (via BBM/WA) seputar dunia keagaman, atau sekedar menanyakan kabar saja.

Tania memang sudah mulai membuka hati, namun dari ceritanya ke aku, sebenarnya ia khawatir kalau hanya ia yang ke-ge-er-an. Maklum perempuan memang sudah kodratnya mudah sekali ge-er. Pantang sekali diperhatikan sedikit saja, pasti langsung "leuleus". Leuleus mean : perasaan lemes, meleleh (haha). Disamping itu faktor X, berupa tag line "primus a.k.a pria mushalla" di jidatnya si Putra, Tania juga khawatir nantinya ia akan kecewa. Jika ternyata sikap Putra hanya sekedar baik sebagai teman.

Singkat cerita, Putra dan Tania semakin dekat. Pernah beberapa kali mereka bertemu, meskipun tidak berduaan, namun bersama teman lainnya. Dari sana mereka menjadi cukup intens berbalas pesan BBM/WA. Tania juga semakin yakin bahwa bukan hanya dia yang menemukan kenyamanan dalam hubungan "pertemanan" mereka.

Putra selalu menyempatkan ada saat Tania membutuhkannya. Mulai dari mengantar Tania membeli buku, tidak pernah terlambat membalas pesan singkat Tania, atau mengingatkan hal ini-itu (seprti ibadah atau kesehatan), dan masih banyak lagi. Mereka juga sempat jalan berdua, karena memiliki kesamaan hobi yaitu nonton.

Sampailah di suatu masa (uhuk), Tania yang merasa harus memastikan tentang hubungan tersebut, memberanikan diri bertanya kepada Putra. Zaman emansipasi memang sudah masuk ke berbagai sektor ya, termasuk dalam masalah menyatakan perasaan. Tania berani melakukan hal tersebut karena teman (yang memperkenalkan mereka dulu) menyatakan bahwa tidak jarang Putra menanyakan tentang Tania padanya. Sesuatu yang sempat di luar dugaan Tania tentunya.

Tania menanyakan bagaimana perasaan Putra terhadapnya dan apakah yang ia inginkan dalam hubungan mereka. Setelah mengobrol cukup lama, sampailah pada kesimpulan. Putra menyatakan bahwa ia menyukai Tania, namun mereka tidak dapat bersama.

Putra menceritakan bahwa ia sudah memiliki calon istri yang disiapkan oleh orang tuanya di kampung halamannya sana. Seorang perempuan yang menurut orang tuanya pantas menemani Putra menghabiskan sisa hidupnya dan menjadi menantu keluarga mereka. Hati Tania "leuleus" namun dalam porsi dan sebab yang berbeda. Ia menyesal terlalu berharap dan menyimpulkan bahwa Putra menginginkannya.

Yang masih belum aku pahami adalah, jika memang Putra sudah memiliki calon istri, dan ia memercayakannya kepada orang tuanya tentang perempuan itu, kenapa ia masih saja mendekati Tania?. Karena iseng? Karena penasaran? Karena kata hati? Atau hanya untuk teman ngobrol dan teman jalan bukan teman hidup?. Atau memang Putra termasuk seorang laki-laki yang suka mendekati perempuan lalu pergi alias PHP?. Atau Tania yang terlalu cepat menyimpulkan rasa di hatinya?.


Dear laki-laki (sejenis Putra)..

Bersama tulisan ini aku bermaksud menyampaikan bahwa, jika memang kalian tidak yakin akan menjalani sebuah hubungan, sebaiknya jangan memulainya. Jika kalian sudah memercayakan jodoh hidup kepada orang tua, silahkan, tapi berhenti mendekati teman perempuanmu dan memanfaatkan kelemahan hati mereka. Atau, jika memang kalian sudah terlanjur jatuh cinta kepada salah satu perempuan itu, pendam saja rasa itu, karena kau hanya akan mematahkan hatinya dan pergi. Karena sudah jelas kau tidak akan memilihnya.

Hati teman-teman perempuan(ku) memang punya batas tertentu untuk paham bahwa perhatian yang kau beri lebih dari sekedar teman, jadi jangan perhatikan mereka jika tidak ingin dicap sebagai pem-PHP anak orang.

Atas kemakluman kalian dan kerelaan hati kalian untuk menghentikan tindakan PHP terhadap perempuan-perempuan di luaran sana, aku ucapkan banyak terimakasih.

Salam.

(ew).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar