setelah sekian lama aku nggak nulis, ceritanya sedang agak sibuk dengan pekerjaan baru (haha), akhirnya "base on my (friend) story" balik lagi. cerita kali ini baru aku dengar tadi malam, langsung dari pihak terkait. kali ini seputar pengharapan seorang perempuan terhadap seorang laki-laki vs keinginan untuk membahagiakan orang tua.
kali ini seorang teman bernama Rima. tiba-tiba ia mengirimu pesan singkat (bbm), menerangkan bahwa om nya berniat menjodohkannya dengan anak salah seorang temannya. satu suku, dari keluarga baik-baik, dan anak itu pun anak yang baik.
Rima yang notabene belum mempunyai calon sendiri tentu tidak punya alasan untuk menolak. selain itu, ia sudah pernah menolaknya setahun yang lalu dan berjanji akan mencari calonnya dalam setahun itu. dan ia belum berhasil.
satu sisi Rima berniat membahagiakan orangtuanya, namun di sisi lain ia belum siap. karena kalau ia menyetujui perjodohan itu, bisa saja ia akan segera dinikahkan. dan ia belum berniat menikah. hal lain yang membuatnya bingung adalah, karena ia sedang menunggu kepastian dari seorang laki-laki.
sebut saja Gesang. Gesang adalah rekan sekantor Rima. mereka saling tahu perasaan masing-masing, namun tidak berani mengungkapkan. hanya menyimpannya untuk hati mereka sendiri. apakah Rima harus menunggu Gesang, atau mencoba berjalan ke garis finish bersama orang baru?.
memang sudah hal umum kalau "jodoh itu rahasia Tuhan". begitu pula yang aku katakan kepada Rima. bukan bergaya biar terlihat bijak, hanya mencoba menenangkan saja. berikut beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan, jika berada di posisi Rima :
Belajar Menerima
semua yang tidak didasari keinginan memang sulit pada awalnya. akan tetapi, jika belajar menerima mungkin akan membiasakan diri anda untuk menerimanya dengan ikhlas. percaya bahwa jika memang niat orang tuamu dalam menjodohkanmu bukan untuk mengekang kebebasan memilih, namun mencoba memberikan yang terbaik. bisa saja ternyata anda menyukai calon yang diajukan orangtuamu. karena ia baik, tampan, mapan, dan menghargai anda.
Kompromikan
beri pengertian kepada orang tuamu kalau anda menyetujui acara perjodohan ini, namun tidak mengiyakan untuk segera menikah. kalian perlu mengenalnya juga terlebih dahulu sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. dan jika toh kalian nantinya tidak saling cocok, boleh membatalkannya. tentu dengan alasan yang masuk akal dan disampaikan dengan baik.
Menimbang
pertimbangkan apakah laki-laki yang anda tunggu itu layak untuk ditunggu. lihat dari sikap seriusnya, atau bagaimana ia memperlakukan anda. yakinkan pula hati anda apakah ia benar-benar laki-laki yang tepat mendampingi anda di masa nanti. anda bisa saja mengambil inisiatif menanyakan bagaimana perasaannya, namun tentu bertentangan dengan naluri anda sebagai seorang perempuan yang ingin diperjuangkan.
untuk Rima, semoga tidak makin galau setelah membaca tulisan ini. semoga bisa menjawab sedikit pertanyaanmu kemarin.
(ew).
kali ini seorang teman bernama Rima. tiba-tiba ia mengirimu pesan singkat (bbm), menerangkan bahwa om nya berniat menjodohkannya dengan anak salah seorang temannya. satu suku, dari keluarga baik-baik, dan anak itu pun anak yang baik.
Rima yang notabene belum mempunyai calon sendiri tentu tidak punya alasan untuk menolak. selain itu, ia sudah pernah menolaknya setahun yang lalu dan berjanji akan mencari calonnya dalam setahun itu. dan ia belum berhasil.
satu sisi Rima berniat membahagiakan orangtuanya, namun di sisi lain ia belum siap. karena kalau ia menyetujui perjodohan itu, bisa saja ia akan segera dinikahkan. dan ia belum berniat menikah. hal lain yang membuatnya bingung adalah, karena ia sedang menunggu kepastian dari seorang laki-laki.
sebut saja Gesang. Gesang adalah rekan sekantor Rima. mereka saling tahu perasaan masing-masing, namun tidak berani mengungkapkan. hanya menyimpannya untuk hati mereka sendiri. apakah Rima harus menunggu Gesang, atau mencoba berjalan ke garis finish bersama orang baru?.
memang sudah hal umum kalau "jodoh itu rahasia Tuhan". begitu pula yang aku katakan kepada Rima. bukan bergaya biar terlihat bijak, hanya mencoba menenangkan saja. berikut beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan, jika berada di posisi Rima :
Belajar Menerima
semua yang tidak didasari keinginan memang sulit pada awalnya. akan tetapi, jika belajar menerima mungkin akan membiasakan diri anda untuk menerimanya dengan ikhlas. percaya bahwa jika memang niat orang tuamu dalam menjodohkanmu bukan untuk mengekang kebebasan memilih, namun mencoba memberikan yang terbaik. bisa saja ternyata anda menyukai calon yang diajukan orangtuamu. karena ia baik, tampan, mapan, dan menghargai anda.
Kompromikan
beri pengertian kepada orang tuamu kalau anda menyetujui acara perjodohan ini, namun tidak mengiyakan untuk segera menikah. kalian perlu mengenalnya juga terlebih dahulu sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. dan jika toh kalian nantinya tidak saling cocok, boleh membatalkannya. tentu dengan alasan yang masuk akal dan disampaikan dengan baik.
Menimbang
pertimbangkan apakah laki-laki yang anda tunggu itu layak untuk ditunggu. lihat dari sikap seriusnya, atau bagaimana ia memperlakukan anda. yakinkan pula hati anda apakah ia benar-benar laki-laki yang tepat mendampingi anda di masa nanti. anda bisa saja mengambil inisiatif menanyakan bagaimana perasaannya, namun tentu bertentangan dengan naluri anda sebagai seorang perempuan yang ingin diperjuangkan.
untuk Rima, semoga tidak makin galau setelah membaca tulisan ini. semoga bisa menjawab sedikit pertanyaanmu kemarin.
(ew).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar