Tidak bermaksud apa-apa dengan memberikan judul yang sedemikian rupa tersebut. Cerita kali ini masih urusan dengan "base on my friends story". Namun, nama akan saya samarkan dan beberapa kejadian akan saya kisahkan dengan cara saya yang "lebih dramatis". Meskipun sebenarnya kisah ini sudah cukup dramatis, yang jikalau dijadikan sinetron akan mendapat rating tinggi (hehe).
***
Hati tidak bisa memilih kepada siapa akan mejatuhkan pilihan. Namun, pilihan tersebut belum tentu menjatuhkan hati padanya. Oke..anggap saja kalian mengerti dengan kalimat tersebut. Jadi begini, kalian boleh saja jatuh cinta kepada siapapun yang kalian mau, tapi jangan salahkan jika yang kalian cintai tidak menjatuhkan pilihannya kepadamu.
Seorang teman saya (sebut saja Milana) sempat menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-laki, bewarga negaraan asing, sebut saja Mike. Mike datang ke Indonesia karena harus melanjutkan studi S1-nya yang secara kebetulan satu kampus dengan Milana.
Jauh sebelum Mike mengenal Milana, ia sudah terlebih dahulu menjalin hubungan dengan seorang perempuan senegaranya, bernama Judith. Mike dan Judith tak sungkan menunjukkan kemesraan yang terjalin sebagai seorang kekasih. Singkat cerita, Mike memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Judith.
Selang setahun kemudian, Mike menemukan Milana. Cinta yang tidak disangka telah tumbuh dari pertemanan mereka dan kesamaan hobi, yaitu makan. Milana merasa nyaman dengan keberadaan Mike didekatnya, namun masih ada ragu diatinya. Hal tersebut disebabkan karena Judith (mantan kekasih Mike) masih menunjukkan kepada publik bahwa ia dan Mike masih berhubungan.
Sebagai seorang perempuan, tentu satu sisi Milana tidak ingin melukai hati Judith, namun disisi lain, Milana tidak dapat membohongi perasaannya sendiri, bahwa ia menyukai Mike. Dengan kegigihan serta perhatian yang diberikan Mike kepada Milana, akhirnta Milana menyerahkan hatinya. Tidak ada kata jadian alla-alla anak muda, mereka hanya berkomitmen bahwa mereka saling menyayangi, dan itu sudah cukup untuk menjadi dasar sebuah hubungan.
Setelah hubungan tersebut berjalan beberapa bulan, Judith mulai mendatangi Milana melalui dunia maya. Mencoba menegaskan bahwa ia masih mencintai Mike dan berharap Milana mau melepaskan Mike untuk kembali bersamanya. Milana yang merasa tidak ada yang salah dengan hubungannya dengan Mike, akhirnya mendatangi Mike dan meminta sebuah penjelasan.
Alhasil, pada suatu sore, di sebuah kafe dekat kampus, mereka bertemu dan berbicara dengan serius. Ada kecanggungan pada ketiganya, namun semua harus segera diperjelas. Milana menanyakan kembali kepada Mike, bagaimana sebenarnya hubungannya dengan Judith, namun Mike justru bungkam. Judith mengambil inisiatif, lalu bercerita semuanya. Obrolan sore itu diakhiri dengan sebuah kesimpulan bahwa, Milana akan pergi dan merelakan Mike bersama Judith melanjutkan hubungan mereka yang sempat "tertunda".
Milana mencoba ikhlas dan tidak memikirkan Mike lagi. Merelakan Mike bersama Judith adalah sebuah cara paling bijak untuk berdamai dengan hatinya. Memaafkan Mike atas kesalahannya juga merupakan cara paling rasional yang harus ia lakukan saat itu.
Setahun berlalu. Milana mendengar kabar bahwa Mike dan Judith akan melangsungkan pernikahan mereka dalam waktu dekat. Milana kaget, namun sudah menduga hal tersebut akan datang. Hanya masalah waktu saja. Milana ikhlas dan mendoakan yang terbaik.
Satu hal yang membuat Milana kurang nyaman adalah, perlakuan Mike yang seolah-olah ingin tahu apakah Milana baik-baik saja dengan hal itu. Milana merasa sudah tidak ada lagi hal yang perlu dikhawatirkan oleh Mike terkait masalah perasaannya, karena semua sudah diikhlaskan.
Sampai pada suatu ketika, kondisi mempertemukan mereka bertiga secara tidak sengaja. Milana canggung dan merasa tidak enak dengan kondisi tersebut, namun tidak dapat berbuat banyak selain pasrah dan bersikap biasa saja.
Akan tetapi, jauh di dalam hati Milana, ia masih merasakan shock yang luar biasa. Tidak menyangka harus bertemu dengan kedua pasangan ini pada satu acara yang mengambil waktu seharian. Air mata tumpah saat Milana tiba dirumahnya. Merassa perlu mengeluarkan semua air mata tersebut, Milana terisak.
Dalam kondisi di atas, sebanarnya tidak ada pihak yang mesti disalahkan. Mereka bertiga memutuskan untuk saling jatuh cinta dengan pilihan hatinya masing-masing. Hanya saja sang takdir berpihak kepada orang lain, bukan Milana.
Jika kalian laki-laki dan berada pada posisi Mike, sebaiknya kalian berhenti bersikap perduli kepada Milana. Menanyakan "apakah kamu baik-baik saja?" sebenarnya merupakan sebuah pertanyaan basi dan tidak penting yang disampaikan oleh mantan kekasih yang akan menikah. Justru perempuan seperti Milana akan baik-baik saja jika kau berhenti berpura-pura perduli. Karena, selain hati Milana, ada hati perempuan lain yang harus kau jaga. Yaitu perempuan yang telah kau pilih. Serta STOP mencari-cari alasan untuk sebuah obrolan, karena itu tidak akan ada gunanya.
Untuk perempuan seperti Judith. Aku tidak menghakimi kalian hanya karena kalian mencoba mendapatkan laki-laki yang kalian cintai. Toh Mike sendiri yang sudah menjatukan pilihan kepadamu. Kau hanya berusaha mendapatkan apa yang kau cintai, meskipun ada Milana yang harus terluka dan tidak terpilih. Dan berhentilah bertanya "apakah Milana sudah punya kekasih?", karena Milana tidak akan pernah memiliki niat untuk mengambil Mike darimu.
Kepada perempuan seperti Milana. Hanya karena kalian tidak terpilih saat itu, bukan berarti kau tidak bisa menjatuhkan pilihanmu kepada orang lain. Masih banyak laki-laki yang (lebih) baik daripada Mike menunggumu di luaran sana. Yang dipihak oleh takdir untuk menjadi jodohmu. Setelah bertemu dengan Mike dan Judith, kemudian Milana menangis, itu bukan karena Milana masih mencintai Mike. Namun, kecanggungan antara ketiganya sangat menyesakkan dan tidak mengenakkan. Hal tersebut tidak diduga sehingga membuat hati Milana tidak siap.
Sedikit tidak nyambung memang antara isi tulisanku dengan judul. Namun, percaya atau tidak, kalimat itu baru saja aku dapatkan dari Milana. Hanya sebagai gurauan saja, menanggapi postinganku yang sebelumnya (Desakan Menikah Oleh Perempuan vs Laki-laki Yang Merasa Belum Siap). Kalimat yang tepat adalah, "Menikahlah Engkau Setelah Takdir Membawakan Jodoh Untukmu, bukan Karena Semua Orang Sedang Balapan Ingin Menikah".
NB : rasa terimakasih paling dalam untuk tokoh Milana. Untuk Mike dan Judith, semoga kalian bahagia dengan perikahannya.
(ew).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar