Sabtu, 30 Agustus 2014

Local Wisdom - Seni Kuda Lumping dan Barongan

 
 
Sudah hampir sepuluh hari berlalu dari perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus yang ke 69. Namun, ternyata di salah satu kecamatan yang berada di Provinsi Jambi masih merayakan HUT RI ke 69 tersebut. Menggelar pementasan seni Tarian Kuda Lumping.

Seni tari Kuda Lumping merupakan salah satu dari sekian banyak warisan budaya Indonesia. Berasal dari daerah Jawa Tengah. Tarian Kuda Lumping ini merupakan tarian yang sering diselenggarakan untuk perayaan acara perkawinan, sunatan/khitanan, dan perayaan lainnya.

Percaya atau tidak, para penari Kuda Lumping akan mengalami kesurupan atau dimasuki oleh roh yang dipanggil oleh seorang dukun atau pawang. Kurang lebih setelah satu jam menari, maka satu persatu penari akan mulai kerasukan, atau yang dikenal masyarakat dengan istilah "mabuk". Biasanya ditandai dengan si mbah dukun atau pawang yang mulai berkeliling arena tarian dan berkomat-kamit merapal mantra.

Penari yang mabuk tersebut biasanya akan melakukan hal-hal yang sedikit diluar nalar dan tidak masuk akal. Sebut saja, penari akan semakin menggila dan tiba-tiba marah ke tukang alat musik jika merasa musik yang sedang dimainkan kurang cocok.

Karena tari Kuda Lumping yang baru saja aku saksikan hari ini digelar di lingkunganku, sedikit banyak aku mengenal para penari. Ada adik sepupuku, pamanku, dan beberapa orang temanku saat kecil. Mereka berubah menjadi menyeramkan ketika sedang kesurupan/mabuk. Mata mereka merah, bergerak liar kesana-kemari, menari dengan tidak terkontrol.

Penari akan menghampiri beberapa penonton disekitar arena pertunjukkan dan mengibaskan kuda lumping yang mereka pakai ke badan penonton. Setelah itu penonton tersebut akan ikutan kesurupan dan menari. 

Beberapa hal ekstrim lain yang dilakukan oleh penari Kuda Lumping adalah, mengupas sabut kelapa dengan menggunakan gigi, memecah batok kelapa dengan kepala mereka, hingga makan silet dan beling.

Meminum air bunga, serta mengunyah bunga kantil juga dilakukan oleh para peari-penari tersebut. Mengunyah bara menyala seperti cemilan juga sempat dilakukan oleh penari tersebut. Rasa deg-degan tidak bisa hilang dari diri para penonton perempuan. Mitosnya, para penari Kuda Lumping tersebut tertarik dengan perempuan yang mengenakan busana berwarna merah. Para penonton akan mundur teratur jika penari sudah mulai menghampiri ke arah mereka, karena takut jika tiba-tiba ditarik oleh penari.

Jika para penari sudah mulai lelah, mbah dukun atau pawang biasanya mulai akan menyadarkan kembali para penari tersebut. Atau dengan kata lainnya, mengusir roh yang berda di dalam tubuh para penari. Mereka mengerang mengerikan ketika pawang mengusir roh tersebut, entah apa maksudnya aku juga tidak mengerti.

Saat akan menyadarkan penari tersebut, pawang mengusapkan sebuah kain atau turban ke wajah penari, menekan pusarnya, meniup telinganya, lalu memijit tengkuk sang penari itu. Tidak berapa lama kemudian, penari tersebut tersadar dan terlihat sangat letih akibat kehabisan tenaga.

Kalau mau lihat foto-fotonya, silahkan kunjungin instagram aku (eniwinarti), karena buruknya koneksi untuk upload foto disini.
 
Apakah kalian punya pengalaman menonton langsung Kuda Lumping?.

(ew).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar