pagi ini mentari tersenyum sangat sumringah,
aku bahkan bisa merasakan hangatnya sampai ke persendianku,
kusapa kau sekali,
dan sekali lagi,
lalu kutambahkan senyumku, sekilas saja kurasa cukup,
tapi, aku ingat bahwa bukan kau yang kuingini,
ma'af, ucapku pelan,
yang kurindu adalah titik kecil tak berwarna itu,
yang kedatangannya mampu memancing aroma tanah semerbak,
yang kumau adalah dia yang membasahi tanganku ketika aku menyapa dedaunan,
yang bisa membuatku tersenyum hanya dengan menatapnya,
kemudian mulai merayuku untuk menari,
aku ingin hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar