ya namanya juga anak muda (eh kok berasa tua ya gue?, haha, lupakan!). memang menentukan apa yang menjadi prioritas agak sulit ya (pribadi sih). apa lagi kalau kita belum jelas dengan apa yang kita mau, belum jelas apa yang dinomer satukan.
well..aku tau aku bukan orang bener, jadi jangan percaya-percaya amat ya sama tulisanku (hihihih..), disini cuma mau share apa yang di alami secara pribadi saja.
beberapa contoh kasusnya nih ya tentang PRIORITAS :
1. seorang teman bernama Melati, punya pacar namanya Bowo. si Melati ini tergolong cewek yang manja, perasa, sensitif sama sekitar, pada dasarnya anaknya menyenangkan, baik, dan pendengar yang setia. sementara Bowo adalah cowok yang cuek, terkadang tidak peduli dengan lingkungan sekitar (atau sebenarnya semua cowok kayak gitu ya?), baik, tetapi terkadang suka bingung kalau lagi ribet sering diam dan nggak mau ngomong, kan bahaya tuh ya. alhasil, si Melati ini lagi kena musibah, intinya membutuhkan bantuan, dan orang terdekat yang ada di pikirannya saat itu adalah sang pacar, Bowo. tapi, Bowo sibuk dengan masalahnya sendiri, sedang sibuk penelitian untuk skripsinya juga, intinya sibuk. Melati mengaku kecewa dengan sikap Bowo. tapi, Melati bisa apa? menghubungi Bowo sudah, menanyakan kabar sudah, telpon sudah, tapi semua "not responding". nnaaahh..prioritas dari Melati yang terdekat sekarang kan sidang skripsinya kan, jadi sebaiknya Melati fokus pada sidangnya dan tidak terlalu memaksakan Bowo untuk mengerti dirinya. egoisnya mungkin begini "jika mereka mengusirmu, berikan yang mereka mau!". done. *hug kiss for Melati*
2. seorang teman, Miko (bukan yang di Malam Minggu Miko loh ya). usia 27 tahun, freelance(r), anak tunggal, cuek (oke..sepertinya memang lelaki ditakdirkan begitu), pada umumnya baik. punya cewek, namanya Melani, sukanya jalan-jalan (ngabisin duit), usia 26 tahun, sensitif, jobless (kayak gue dong #eh). Miko ngebet nikah dari setahun lalu (ceritanya mereka udah pacaran 3 tahun), tapi Melani masih belum mau. alasannya, masih pengen jalan-jalan, belum pengen punya anak, masih belum siap, dan segudang alasan lainnya. ternyata bener, Melani memang menjalani kesukaannya jalan-jalan menghabiskan uang, tidak memikirkan tabungan pernikahan, karena memang itu bukan (tidak menjadi) prioritasnya saat ini. Miko bingung (galau kalo kata anak jaman sekarang). satu yang bisa aku bilang disini, "jangan membuang waktumu untuk orang yang bakan tidak rela membuang waktunya untukmu!". done.
3. last but not least. namanya Mila, mahasiswa semester akhir, udah skripsi, tinggal revisi, anak tunggal, manja tapi kadang dewasa sih, punya cowok. Aldi. sering putus-nyambung (namanya juga anak muda kan). pacarnya selingkuh, ketahuan, dimaapin, oke nggak apa-apa, cinta kan memaafkan (mungkin). Aldi, angkatan, usia 25 tahun, nggak cakep, yang jelas dia laki-laki, gue cuma kenal dari ceritanya si Mila aja, nggak kenal personal (titik). Mila jarang balik ke kosannya, sering di rumahnya sana, pacaran, atau ya mungkin senangkepnya gue aja kayak gitu. ngerjain skripsi nggak semangat, terlebih lagi kalo lagi berantem sama Aldi. sekali lagi, Mila nggak tau mana prioritasnya. membuang waktu buat laki-laki yang sering nyakitin dia, nggak mikirin emak-bapaknya yang sampe sekarang harus terus bayarin uang SPP-nya. hemm..mungkin dia belum ngerasa cari uang itu susah, atau memang prioritasnya si Mila adalah Aldi bukan orang tuanya. mungkin.
okey..sekian dan terima kasih, sampai jumpa lagi semuanya (#hug #kiss).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar