Rabu, 12 Februari 2014

review novel Marriageable - Riri Sardjono

novel Marriageable adalah novel ketiga yang gue baca februari ini, setelah Amelia dan the God father (yang belum gue selesaikan itu). dari judulnya tuh awalnya gue kira ya semacam kata sifat yang nandain loe itu "layak dinikahi", marriageable gitu kan ya , kata sifat bukan? hehe (sok tau). tapi, setelah gue baca resensi di belakang cover-nya, gue tertarik buat baca. sempet gugling juga hasil review beberapa pembaca, oke gue beli nih novel.

so..kenalan dulu dong ya sama tokoh-tokohnya,
Flory : wanita awal tiga puluhan, single, arsitek
Vadin : pria awal tiga puluhan, single, pengacara
Dina : sahabat Flory, menikah, tidak percaya cinta (lelaki)
Ara : sahabat Flory, menikah, mengimpikan dunia cinderella adalah kisah hidupnya
Gerry : "pria", single (udah cukup, gitu aja)
Gilang : mantan pacar Flory
Nadya : mantan pacarnya Vadin sekaligus teman sekantornya

mamz (ibunya Flo) menjodohkan Flo dengan Vadin, anak tante Ima. Flo menghormati mamz dan bersedia menemui Vadin dan tante Ima. well..meskipun awalnya Flo menolaknya, tetapi karena memikirkan beberapa alasan, akhirnya Flo menerima perjodohan tersebut.

sebelum pernikahan berlangsung, Flo mengajukan syarat yang dirasa konyol oleh teman-teman Flo, yaitu "married without sex". tetapi ternyata Vadin setuju saja dengan usulan Flo. menikahlah mereka. mereka tinggal di rumah yang dihadiahkan oleh ibu Vadin. mereka pisah ranjang, dengan Flo tidur di kamar utama.

kehidupan mereka berjalan menyenangkan. sejauh ini Vadin tidak mempermasalahkan perjanjian yang pernah mereka buat sebelum menikah. sampai suatu ketika, muncullah Nadya, wanita yang disebut barbie oleh Flo dan teman-temannya. klien Vadin, dan kebetulan mantan Vadin. rasa tidak suka mulai muncul pada diri flo, namun Flo enggan mengakuinya pada Vadin.

Flo diterima kerja di tempat dimana Bimo, sang bos tampan membuatnya ingin membalas Vadin. membuat Vadin cemburu, seperti yang dilakukannya dengan Nadya.

Flo sempat bertemu tidak sengaja dengan Gilang di sebuah cafe. Flo meminta Gilang memerankan sebuah "drama" bahwa Flo adalah kenangan termanis dalam hidupnya yang tidak bisa dilupakannya. hal tersebut dilakukan Flo karena mendapati Nadya sedang berjanjian dengan Vadin di cafe itu juga. 

singkat cerita, Flo menyadari bahwa dia mencintai Vadin. ternyata yang dirasakan oleh Flo adalah cinta dan cemburu. marah. tetapi tidak tau cara menyampaikannya. tidak ingin mengakuinya mungkin lebih tepatnya.

kejadian paling romantis buatku di novel ini adalah saat pesta topeng tahun baru. "percayakan pada takdir", begitu kata Kika.

setelah mencari pasangan dengan cara mencari nomor yang sama pada lawan jenis (pria mencari wanita dan sebaliknya), Flo mendapatkan nomor 13. seorang pria menghampirinya dan menunjuk nomor 13 didadanya, mengulurkan tangannya sopan. Flo penasaran dengan wajah asli pria di balik topeng tersebut.

saat berdansa telah usai. MC mengumumkan bahwa tahun baru akan segera datang, 30 detik lagi. setelah bersama-sama menghitung mundur dari 30 sampai 1, saatnya peserta dansa membuka topeng masing-masing. Flo terkejut saat mendapati Vadin-lah yang berdiri tepat dihadapannya, tersenyum.

Flo merasa ditipu. dia marah. dia kecewa. yang diketahuinya adalah Vadin menghabiskan malam tahun baru bersama teman-temannya di Bali bukan di pesta ini. Flo berlari menghampiri teman-temannya dan marah. teman-teman menjelaskan bahwa ini demi kebaikannya, bukan untuk menyakitinya.

Vadin menghampiri Flo. teman-teman memberi waktu untuk mereka berdua. Vadin menyatakan permintaan maafnya. menyatakan cintanya.
"let me love u Flo, apa kamu begitu takut untuk dicintai?, i love u", ucap Vadin (begitu kira-kira kalimatnya).
"aku takut dilupakan", jawab Flo.
"i love u Flo", Vadin mengatakan kalimat tersebut berulang kali tetapi tak satu kata pun diucapkan Flo.
Vadin beranjak pergi, setelah sebelumnya mengatakan "selamat tinggal Flory".

Flo hanya menahan air matanya yang sudah menggenang. bertanya pada teman-temannya dimana Vadin. berlari menghampiri mobil Vadin di parkiran. dan mengatakan "i love u Vadin!!", berulang kali dengan mata berkaca-kaca, menangis. dan kalimat-kalimat lainnya yang menyatakan perasaan yang selama ini disangkalnya.

then, u know what, ternyata Flo salah orang. pria di dalam mobil itu bukanlah Vadin. Vadin sedang berdiri tepat dibelakangnya, tersenyum geli. berbalik Flo lalu dipeluk oleh Vadin.

"i love u Vadin"
"i love u Flory".


sekian review dari gue. secara keseluruhan novel ini bagus. recomended. gue suka cara kak penulis menyampaikan ide-ide dan pandangan dari setiap tokohnya. happy reading semuanya.
buat penulis yang nanti siapa tau baca tulisan ini, mohon maaf ya kalau ada kesalahan saat saya mereview-nya. hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar