merindukan seorang sahabat tempat biasa bercerita, namun karena sebuah kesalahan yang (terlalu) besar yang pernah aku buat, muncullah ke-canggung-an untuk memulai menyapanya bahkan di dunia maya sekalipun. pernah berbeda pendapat dan berakhir dengan kemarahan besarnya membuat kami saling menjauh.
aku mengenalnya sejak enam tahun lalu, ketika aku baru saja mengenal dunia kampus. dia teman yang biasa saja buatku (pada awalnya). kesamaan daerah asalnya dengan kampung orangtuaku membuat kami lama kelamaan akrab. bercerita tentang segala hal. mulai dari masalah dunia kuliah, saling menasihati jika salah satu sedang kesulitan atau dalam masalah, saling berbagi bahkan kasur asrama, saling meng-SMS jika tidak ada kabar.
hemm..aku bahkan masih ingat, aku adalah orang yang "membuat" dia menerima pernyataan cinta pria yang sekarang telah menjadi suaminya. aku juga selalu mengikuti update kisah asmara mereka, putus-nyambung, dan segala bumbu-bumbu dalam percintaannya.
begitu pula dengannya. teman dekat yang menjadi orang kedua yang tahu tentangku (setelah seorang sahabat lain). mengikuti perkembangan kisah asmaraku yang menurutnya "tidak akan pernah ada akhirnya", karena aku yang sering kali cepat bosan dengan hal apapun termasuk pacar. mengajariku tentang mata kuliah yang tidak kumengerti. meminjamkan uangnya jika aku kesulitan dan atau belum mendapat kiriman (*tutup muka*). menyediakan telinganya untuk tempatku bercerita saat aku patah hati dan atau jatuh cinta.
dia menghilang akhir tahun lalu, sekitar bulan November. saat aku memutuskan hubungan dengan seorang pria yang menurutnya adalah pria terbaik yang pernah ada buatku.
penjelasan ternyata tidak cukup untuk mengakhiri kesalahpahaman ini. sampai akhirnya kami memilih untuk saling "menjauh" dan "mendiamkan" satu sama lain.
hanya berani melihat dia online via YM atau FB nya. dia menulis di timeline Twitternya, tanpa berani menyapa atau bahkan hanya me-LIKE postingannya. hanya diam.
aku merindukanmu hei wanita yang memiliki nama sama dengan seorang penyanyi Indonesia. dimanapun kamu berada (jika-pun kamu tidak membaca postingan ini), aku meminta maaf atas "kekasaran" yang sudah aku lakukan. terimakasih atas segala bentuk perhatianmu. aku berharap suatu saat aku bisa turut bahagia saat mendengar kabar bahagia bahwa kamu mempunyai seorang putra/putri kecil yang lucu.
salam rindu untukmu sahabatku. maafkan jika aku tidak mengerti maksud dari perhatianmu.
Bogor, 21 Januari 2014.
Aku jugo orang yg marah atas keputusn kau En, tapi aku dak bilang your ex (dak pake tando kutip) itu terbaik, dan kau tahu dewe pandangan kami ttg your ex itu. Mulailah sapa, rugi! Kato sebuah film "kalo rusak, dijahit aja lagi"
BalasHapusbunuh be aku yunk, BUNUH! #drama
BalasHapus